Oleh: Miswan, M.Kom.,M.Pd (Guru SMKN 22 Jakarta)
Guru adalah seorang yang menyuarakan betapa pentingnya pendidikan bagi generasi anak bangsa dimasa yang akan datang, oleh karena itu karakteristik guru seharusnya memiliki kepribadian yang baik dan mempunyai inisiatif dan kreatif yang tinggi dalam mengarahkan dan menilai pendidikan. Bukan hanya itu, guru juga bertanggung jawab untuk membentuk generasi yang unggul baik secara akademik maupun memiliki karakter pelajar pancasila
Perkembangnya zaman, menuntut guru harus menyadari tantangan-tantangan yang ada khususnya di era yang sudah serba digital seperti saat ini. Memang tantangan akan selalu ada seiring perkembangan zaman, dan seorang guru harus bisa menemukan solusinya agar tantangan yang ada bisa berdampak positif (nilai manfaat) bagi perkembangan pendidikan di Indonesia.
Di era yang serba digital ini, tantangan guru pun ada berbagai macam. Mereka harus menyesuaikan cara mengajar dengan kebutuhan generasi anak bangsa dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
Tapi yakinlah setiap kesulitan sudah tentu ada kemudahan, sesuai yang tertuang didalam Al-Quran: Al-Insyirah ayat 5-6), Asalkan mau belajar dan mengembangkan diri terus menerus, sesuai didalam hadit rosulullah SAW, Tuntulah ilmu dari buayan (lahir) sampai keliang lahat, setiap guru sejatinya menjadi pemebeljaran sejati.pasti bisa melampaui tantangan yang ada di era digital dan dapat mendidik murid dengan baik.
Peran guru dalam pembelajaran
Guru adalah roal model bagi siswa, agar dapat memberikan pembelajaran yang maksimal kepada para peserta didik. Maka seorang guru harus memiliki kompetensi yang terus harus diasah, baik kompetensi pedagagogik, sosial, spiritual dan lain-lain.
Berikut ini penulis akan menjabarkan tentang tantangan guru di era digital dan bagaimana strategi menghadapinya. Untuk itu silahkan dibaca sampai tuntas.
1. Mengajarkan konsep abstrak dengan cara sederhana
Pada era pendidikan 4.0 saat ini, peran guru dalam pembelajaran bukan lagi dituntut mengajar agar para siswa bisa menyelesaikan masalah dalam soal-soal ujian saja yang sifatnya hanya mengisi otaknya dengan pelajaran saja. Akan tetapi, seorang guru harus memastikan bahwa semua siswa harus bisa memahami konsep dasarnya.
Bahkan para guru dituntut untuk bisa mengajarkan bagaimana mengkonstruksi sebuah makna atau konsep, sehingga siswa bukan hanya mengerti untuk jangka pendek tapi juga untuk jangka panjang, inilah sebuah tantangan yang harus dipahami bagi seorang guru. Agar siswa bisa mengerti konsep dasar, salah satu cara yang bisa dilakukan oleh guru adalah dengan mengaitkan konsep yang abstrak dengan contoh kegiatan sehari-hari yang dekat dengan siswa.
Dengan penjelasan sederhana tersebut, siswa akan lebih mudah untuk menangkap dan mengingat materi dan konsep pelajaran yang disampaikan.
Menuangkan konsep yang rumit ke dalam penjelasan yang sederhana memang bukanlah cara yang mudah. Oleh karena itu, guru perlu melakukan persiapan lebih sebelum mengajar dan terus berlatih.
2. Mengajar agar siswa bisa melakukan pembelajaran aktif
Selain pemahaman tentnag sebuah konsep, para guru juga mesti melewati tantangan bagaimana cara mengajar agar siswa bisa menerapkan materi dalam kehidupan sehari-hari. Jadi, siswa bukan hanya sekadar mengerti tapi juga bisa menerapkan ilmunya yang bisa bermanfaat bagi lingkungan.
Contohnya saja jika membahas tentang isu global warming, tujuan yang harus dicapai oleh guru bukan hanya membuat siswa mengerti tapi bagaimana siswa tersebut bisa berpartisipasi dalam merawat lingkungan dan mengurang hal-hal yang dapat memicu global warming.
Lantas bagaimana caranya agar para siswa bisa tergerak untuk aktif menerapkan konsep yang mereka pelajari ke dalam kehidupan sehari-hari?
Tentu cara mengajak siswa agar aktif menerapkan ilmunya bukanlah hal yang mudah. Namun, guru harus bisa memulai mengajak siswa untuk berperan aktif dengan memberi tahu apa manfaat yang bisa didapatkan ketika menerapkan ilmu-ilmu tersebut, semakin detail manfaat yang kita dapat baik untuk diri sendiri atau pun untuk orang lain, maka siswa akan semakin termotivasi untukmempelajarinya.
Dan semangat untuk mempraktekkan hal-hal positif dari apa yang mereka pelajari.
3. Pintar itu penting tapi lebih penting siswa yang memiliki kreatifitas
Pintar adalah salah satu karakter guru yang sangat penting, tapi ada lagi yang lebih penting di era digital ini, yakni kreativitas. Mengapa?
Soalnya hanya pintar saja tidak cukup karena seseorang yang pandai belum tentu pandai berbagi ilmunya dengan orang lain. Karakter murid berbeda-beda, gaya belajar yang mereka sukai pun berbeda-beda.
Karena itu, sangat penting bagi seorang guru untuk melatih kreativitasnya agar informasi dan materi pelajaran yang ingin disampaikan bisa diserap baik oleh tiap-tiap murid. Untuk mencapai hal ini, tentunya dibutuhkan kreativitas atau soft skills.
Cara untuk melatih kreativitas adalah dengan memperluas wawasan dan referensi mengajar. Dengan demikian, para guru bisa mencoba hal-hal baru dan menemukan inovasi cara mengajar yang bisa membantu proses pembelajaran dan mendukung murid untuk menangkap materi-materi yang diberikan dengan lebih efisien.
4. Dituntut untuk kaya akan budaya dan bahasa
Di era yang serba digital, demi mempertahankan peran guru dalam pembelajaran, diperlukan penguasaan Bahasa. Sebab para guru akan mengajar di dalam masyarakat yang memiliki heterogeny budaya dengan bahasa yang berbeda pula.
Saat ini bahasa yang sering digunakan kebanyakan di era global adalah Bahasa Inggris. Jadi paling tidak, para guru harus bisa menguasai dan mempraktekkan Bahasa Inggris yang mendasar sebagai media alat komunikasi dalam pembelajaran.
Selain untuk mengajar, penguasaan bahasa asing diperlukan juga untuk mengembangkan potensi guru secara pribadi. Sebab banyak pelatihan dan materi terkait dengan pengajaran yang disampaikan dalam Bahasa Inggris.
Solusi untuk tantangan ini sebenarnya mudah saja, yakni dengan mempelajari tata bahasa asing dan terus berlatih secara aktif, tapi memang pada praktiknya mempelajari bahasa asing tidak semudah teorinya. Diperlukan kegigihan dan banyak latihan.
Namun yang paling penting adalah keinginan untuk belajar dan percaya diri untuk menggunakan bahasa asing di dalam proses pembelajaran.
Motivasi Hidup agar Kamu Lebih Semangat
Berikut ini adalah berbagai kata-kata motivasi hidup favorit yang dirangkum Cermati.com dari berbagai tokoh yang bisa membantu Anda berpikir lebih positif. Yuk kita cek di bawah ini.
- Berhenti Menyalahkan Segalanya
“Tindakan menyalahkan hanya akan membuang waktu. Sebesar apapun kesalahan yang Anda timpakan ke orang lain, dan sebesar apapun Anda menyalahkannya, hal tersebut tidak akan mengubah Anda” – Wayne Dyer
Tip: Sikap menyalahkan orang lain atau sesuatu yang berada di luar kontrol kita adalah sikap yang dapat menghentikan laju kesuksesan kita. Fokus menerima masalah yang Ada, berhenti menyalahkan orang lain karena itu tidak akan mengubah diri Anda menjadi pribadi yang lebih baik. Menurut Wayne Dyer, usaha mencari pembenaran dalam kehidupan ini adalah sia-sia belaka. Coba berkomitmen untuk mengambil tanggung jawab penuh pada hidup Anda dan hadapi setiap masalah yang ada dengan percaya diri.
-
Ambil Risiko, Bermimpi Lebih Besar, dan Berharap Besar
“Ambillah risiko yang lebih besar dari apa yang dipikirkan orang lain aman. Berilah perhatian lebih dari apa yang orang lain pikir bijak. Bermimpilah lebih dari apa yang orang lain pikir masuk akal” – Claude T. Bissell
- Kerjakan dengan Lebih dan Sepenuh Hati
“Ia yang mengerjakan lebih dari apa yang dibayar pada suatu saat akan dibayar lebih dari apa yang ia kerjakan” – Napoleon Hill
“The man who does more than he is paid for will soon be paid more than he does” – Napoleon Hill
Tip: Selalu ikhlas bekerja daripada apa yang dibayarkan kepada Anda saat ini, maka Anda akan meraih sebuah hasil yang berlipat ganda pada masa mendatang. Buat komitmen mulai hari ini untuk selalu memberikan yang terbaik, apa pun yang Anda kerjakan setiap hari.
Semoga tulisan dari penulis tentang Tantangan dan solusi bagi Guru pembelajar di era digital dapat dipahami, dan bisa diprektikan dalam rangka mengantarkan peserta didik agar mampu menghadapi era 4.0 yang tentu juga tidak melupan akhlak (etika) yang baik kepada gurunya, intinya peserta didik mampu menguasai IPTEK juga IMTAQ.
Sumber: https://edukasi.okezone.com