hari ini adalah hari Sabtu, 25 Maret 2023, kita sudah melaksanakan puasa pada hari ketiga, semoga Allah Swt selalu membimbing kita bisa istiqomah dalam menjalankan ibadah puasa dan ibadah nawafil lainya.
Pada moment kali ini penulis mencoba membedah tentang puasa akan menjadikan kita orang yang sukses, sebagaimana telah dijelaskan di dalam Q.S Al-Baqarah: 183, yang esensinya dari tujuan puasa adalah Membentuk manusia muttaqin (orang yang sukses)
Telah sama kita ketahui bahwa setiap manusia normal mendambakan hidup sukses, bahagia, dan terhindar dari malapetaka serta kebangkrutan. bukan begitu para pembaca?, Nah, termasuk diri kita, oleh karena itu banyak motivator ternama Indonesia maupun berkaliber dunia telah menawarkan sejumlah resep bagaimana sih cara menggapai hidup sukses, bahkan banyak juga karya buku mereka yang telah manawarkan kunci sukses hidup, tips dan triknya.
Namun didalam ajaran islam, bahwa Allah dengan gamblang memberikan pedoman sederhana, agar kita bisa sukses, tapi pasti sangat manjur bagi manusia untuk meraih kehidupan yang berhasil dan bahagia, baik di dunia maupun akhirat. Jurus hidup sukses dan bahagia tak lain rumusnya adalah adalah dengan beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.
Orang yang beriman dan bertakwa, dipastikan hidupnya akan sukses dan bahagia, baik karena alasan teologis, rasional, maupuan spiritual, sebagaimana Allah dalam Alquran telah menjanjikan di banyak ayatnya, bagi manusia yang beriman dan bertakwa, hidupnya dijamin sukses dan bahagia. coba kita renungkan dan resama yang tercantum didalam ayat 2-5, surah at-Thalaq (65). yang artinya:
Orang-orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah, dalam menjalani kehidupan di dunia ini akan diberikan jalan keluar ketika menghadapi masalah. Mereka diberi rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya, dicukupkan keperluannya, kemudahan dalam urusannya, diampuni dosa-dosanya, dan mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah.
Keenam hal itulah yang membuat orang merasa hidup sukses dan bahagia. Lebih dari itu, orang beriman dan senantiasa bertakwa juga bakal terhindar dari siksa neraka, dan menjadi penghuni surga-Nya yang kekal dan abadi di akhirat (QS at-Taghabun [64]: 9 dan QS Ali Imron [3]: 133).
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara pun, prasyarat utama menjadi maju, adil-makmur, damai, berdaulat, dan penuh limpahan rahmat Allah adalah penduduknya harus beriman dan bertakwa. Sebagaimana firman Allah dalam Aquran surah al-Araf ayat 96.
”Dan sekiranya penduduk suatu negeri beriman dan bertakwa, pasti Allah akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Allah), maka Allah siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.”
Menurut jumhur ulama, berkah itu berupa segala macam nikmat atau karunia dari Allah. Seperti, rakyat yang sehat, cerdas, pekerja keras, beretos kerja unggul, dan berakhlak mulia. Pemimpin yang capable, berintegritas, amanah, hidup sederhana, dan melayani rakyat. ya, termasuk juga dalam dunia pendidikan, yang sekarang kita jalani, baik dari level menteri, dinas, pengawas, begitu pula sampai kepada kepsek, wakil, guru, siswnya jika semua bertakwa, maka akan terbentuk manusia yang sukes, dan akan dicucurkan rahmat, dan jalan keluar dari himpitan permasalahan yang kita alami.
Lalu apa hubungannya antara iman dan takwa dengan keberhasilan hidup manusia? Jawabannya terletak pada definisi dan pengertian takwa itu sendiri. Allah melalui Alquran dan hadis mengajarkan bahwa takwa adalah melaksanakan setiap perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya.
Selain itu, orang yang takwa di dalam hidupnya akan senantiasa berupaya maksimal sesuai kapasitas dan otoritas yang dimilikinya untuk menciptakan iklim kehidupan kondusif bagi manusia untuk beramal saleh ketimbang melakukan kemaksiatan dan dosa.
Dalam perspektif Islam, perintah Allah itu bukan hanya berupa ibadah mahdah, seperti shalat, puasa, zakat, menunaikan ibadah haji, dan zikir, tetapi juga semua amal kebajikan yang dikerjakan oleh orang-orang beriman dengan niat karena Allah. karena yang penting dalam hidup yang kita jalankan adalah sesuai yang tercantum didalma hadits Nabi Muhammad Saw yang artinya; “Sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaatnya bagi manusia lainnya ( H.R Ahmad)
Contohnya adalah menuntut ilmu dan teknologi serta mengamalkannya untuk kemaslahatan, bekerja dengan tekun dan profesional, berbuat baik kepada orang tua dan sesama insan, menginfakkan sebagian rezekinya untuk menolong mereka yang membutuhkan (fakir dan miskin).
Bayangkan, andai saja umat Islam di Indonesia ini semuanya beriman dan bertakwa kepada Allah, pastilah kita menjadi bangsa unggul di bidang iptek dan inovasi, maju dan mandiri secara ekonomi, tangguh dan unggul di bidang hankam, dan berdaulat di bidang politik.
Selain itu, kehidupan berbangsa dan bernegara pun akan tumbuh kembang secara berkeadilan, harmonis, aman, dan damai. Karena, umat Islam yang menyusun 87 persen dari bangsa menjalankan Islam secara cerdas yang penuh kesejukan, toleransi dan moderat, dan rahmatan lil alamin.
Kehidupan semacam inilah yang tumbuh subur di zaman keemasan umat Islam, sejak Fathu Makkah pada awal abad ketujuh sampai akhir abad 15 Masehi. Selama itu negara-bangsa yang hidup dalam naungan Islam melaksanakan Islam secara komprehensif serta sesuai Alquran dan hadis.
Jadi kesimpulan menurut penulis dari pembahasan diatas, adalah jika kita menjalan ibadah puasa harus didasari dengan keimanan yang kuat, dan selalu beramal sholeh, baik dengan mencari ilmu, mencari nafkah, apa saja yang kita kerjakan yang terpenting niatkan hanya untuk ibadah kepadaNya, dan terakhir kita hanya bertaqwa dan bertawakal kepada Allah maka insya Allah kita akan menemukan kebahagian yang hakiki baik didunia maupun diakhirat.
SMKN 22 Jakarta mengucapkan selamat menjalan ibadah puasa, semoga puasa kita menjadi jalan menuju kesuksesan hidup kita baik didunia maupun di akhirat, yaitu menjadi pribadi yang muttaqin.